BATERAI (AKI)
Konstruksi Aki (Baterai)
Saat plat positif dan negative dihubungkan melalui sebuah beban
(lampu) maka akan terjadi reaksi kimia pada larutan elektrolit aki yang membuat
timbulnya arus listrik dari plat positif ke plat negative. Sehingga lampu dapat
menyala.
Gambar diatas merupakan gambar konstruksi dari satu cell aki
saja, pada aki sebenarnya ada sekitar 6 cell dimana masing-masing cell dapat
mengeluarkan tegangan mencapai 2.1 V. keenam cell tersebut dirangkai secara
seri sehingga total aki dapat mengeluarkan tegangan mencapai 12.6 V.
Komponen Aki Dan Fungsinya
1. Kotak Baterai
Bahan kotak ini memang terbuat dari bahan plastik khusus yang
keras. Sehingga, kalau ada tumbukan dari luar tidak akan mempengaruhi semua
komponen didalam aki.
2. Plat aki (positif dan
negative)
Plat negative terbuat dari bahan timah hitam/timbal/lead dengan
unsur kimia Pb berwarna abu-abu. Sementara plat positif terbuat dari bahan lead
dioxide dengan unsur PbO2. Atau paduan antara
timbal dan oksigen dengan warna coklat.
Perbedaan bahan ini akan membuat aliran listrik selalu berasal
dari plat positif. Besarnya arus listrik yang dihasilkan akan dipengaruhi oleh
luas penampang dari plat ini.
3. Plat separator
Sesuai namanya, plat separator berfungsi untuk menyekat plat
positif dan negative. Kedua plat ini harus disekat agar tidak terjadi
korsleting, karena kalau itu terjadi maka reaksi kimia tidak akan berlangsung.
Separator ini terbuat dari bahan isolator yang mampu menahan
arus listrik, selain itu permukaan separator ini juga dibuat berpori-pori untuk
memungkinkan larutan elektrolit mengalir dari plat positif ke negative atau
sebaliknya.
4. Cell separator
Separator cell atau disebut juga sebagai partisi sel adalah
komponen yang memisahkan tiap-tiap sel. Seperti yang disebutkan diatas, satu
unit baterai itu terdiri dari 6 cell. Dan masing-masing cell akan dipisahkan
oleh cell separator.
Berbeda dengan plat separator, partisi sel tidak memiliki celah
sekecilpun. Sehingga, setiap sel memiliki larutan elektrolit yang bersifat
individu. Oleh sebab itulah, dalam satu memiliki 6 buah tutup.
5. Cell connector
6. Larutan elektrolit
Saat reaksi terjadi, ion sulfat akan terlepas dan menempel pada
plat aki yang berbahan timah hitam. Hal ini akan semakin mengurangi kadar
sulfat didalam larutan elektrolit. Normalnya, saat aki terisi penuh kadar
sulfat ada sekitar 36% atau apabila diukur menggunakan hydrometer hasilnya
1,270.
Sementara saat aki terus digunakan, kadar ion sulfat akan
berkurang sehingga dalam posisi aki kosong berat jenisnya turun dari 1,270.
Untuk mengembalikan berat jenis elektrolit maka perlu dilakukan
charging. Proses charging itu sendiri sebenarnya berfungsi untuk mengembalikan
ion sulfat yang menempel pada plat aki agar berat jenis kembali ke 1,270.
7. Kutub baterai
Kutub ini dijadikan sebagai tempat untuk meletakan terminal
baterai.
8. Tutup ventilasi
Tutup ventilasi adalah penutup yang berada tepat diatas cell.
Fungsi tutup ini ada dua, yakni ;
Sebagai tempat untuk mengisi larutan elektrolit pada tiap cell
aki.
Sebagai ventilasi di tiap cell saat reaksi kimia terjadi.
Khusus untuk fungsi yang kedua, terkadang kita tidak menyadari
karena pada tutup ini sebenarnya terdapat lubang cukup kecil sebagai tempat
hydrogen menguap ketika aki di charge.
Ketika lubang ini tersumbat, maka hydrogen tersebut akan
terjebak didalam aki sehingga aki akan menggelembung. Namun ketika ada gas
hydrogen diluar aki, anda juga perlu berhati-hati karena gas ini mudah
terbakar.
Cara Pengukuran Berat Jenis Elektrolit Pada Baterai
Baterai merupakan komponen
penting pada kendaraan karena fungsi baterai yang sangat vital bagi kendaraan.
Baterai digunakan sebagai
penyedia sumber arus bagi komponen-komponen kelistrikan pada kendaraan.
Sehingga kondisi baterai harus
dijaga termasuk kapasitas arus listrik yang tersimpan di dalam baterai.
Jika baterai digunakan sebagai
sumber arus maka di dalam cairan elektrolit baterai akan terjadi proses
pengosongan.
Reaksi kimia pada proses
pengosongan baterai dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Pada waktu terjadinya proses
pengosongan pada elektrolit (H2SO4) ini akan bergabung secara bertahap
(berangsur-angsur) dengan plat positif (PbO2) dan plat negatif (Pb) sampai
dengan elektrolit (H2SO4) berubah menjadi air (H2O). Sehingga bila hal ini
terjadi maka konsentrasi pada elektrolit akan berkurang dan berat jenisnya pun
ikut berkurang.
Pada elektrolit memiliki berat
jenis 1,26 sedangkan berat jenis pada air adalah 1,00 sehingga jika muatan
listrik berkurang maka berat jenis elektrolit akan semakin turun mendekati
1,00.
Maka untuk mengetahui berapa
arus listrik yang tersimpan dalam baterai dapat diketahui dengan cara memeriksa
berat jenis elektrolitnya yaitu mengukur berapa banyaknya persentase asam
sulfat yang masih terkandung dalam elektrolitnya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengukur berat jenis elektrolit pada baterai dapat menggunakan alat hydrometer.
Berat jenis dapat diartikan dengan perbandingan berat antara benda
yang akan diukur dengan berat air dalam isi yang sama.
Secara umum, untuk berat jenis standar ditentukan pada temperatur atau
suhu 20o C. Berat jenis dari elektrolit sama
dengan 1,26. Berat jenis dari elektrolit ini akan turun sebesar 0,0007 setiap
kenaikan suhu 1o C.
Untuk pengukuran berat jenis elektrolit pada suhu 20o C dapat digunakan rumus di bawah ini :
S20 =
St + 0,0007 x (t - 20)
Dimana :
·
S20 merupakan berat jenis standar pada suhu
20o C
·
St merupakan hasil atau nilai pengukuran berat jenis
·
T merupakan temperatur atau suhu elektrolit pada saat melakukan
pengukuran dalam satuan derajat celsius
Cara melakukan
pengukuran berat jenis menggunakan hydrometer :
1.
Lepaskan terminal negatif baterai agar tidak terjadi hubungan singkat.
2.
Lepaskan tutup pengisian baterai pada semua sel.
3.
Ukur suhu dari elektrolit baterai menggunakan thermometer, lalu catat
hasil pengukurannya.
4.
Masukkan ujung hydrometer ke dalam elektrolit baterai samapi cairan
elektrolit masuk ke dalam hydrometer dan pelampung terangkat.
5.
Baca berat jenis elektrolt baterai pada hydrometer pada posisi yang
sejajar. Kemudian catat hasil pengukuran.
6.
Lakukan pada semua sel pada baterai.
Misal hasil pengukuran suhu elektrolit menunjukkan suhu 25o C. Hasil pengukuran berat jenis
elektrolit yaitu sebesar 1,21. Sehingga untuk menentukan ukuran berat jenis
standar pada suhu 20o C dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus S20 = St + 0,0007 x (t - 20),
maka hasilnya :
S20 = St + 0,0007 x (t - 20)
S20 = 1,21 + 0,0007 x (25 -
20)
S20 = 1,21 + 0,0007 x (5)
S20 = 1,21 + 0,0035
S20 = 1,2135
Jadi berat jenis elektrolit baterainya yaitu sebesar 1,2135
Jika sudah diketahui berat jenis elektrolit pada baterai maka segera
lakukan tindakan. Tindakan yang perlu dilakukan dapat ditunjukkan pada tabel di
bawah ini :