Tuesday, July 26, 2022

Budaya Industri

  • Budaya 5R

5R adalah cara/metode untuk mengatur/mengelola/mengorganisir tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan.

Tujuan

Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.

Manfaat

  1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.
  2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan luas.
  3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik.
  4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-pemborosan di tempat kerja.


Langkah-Langkah Penerapan 5R

1. Ringkas

  1. Memilah barang  yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
  2. Memilah barang  yang sudah rusak dan barang  yang masih dapat  digunakan.
  3. Memilah barang  yang harus dibuang atau tidak.
  4. Memilah barang  yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.

2. Rapi

  1. Menata/mengurutkan  peralatan/barang  berdasarkan  alur proses  kerja.
  2. Menata/mengurutkan  peralatan/barang  berdasarkan  keseringan  penggunaannya, keseragaman, fungsi dan batas waktu.
  3. Pengaturan  tanda  visual supaya  peralatan/barang mudah ditemukan.

3. Resik

  1. Membersihkan  tempat  kerja dari semua kotoran,  debu dan sampah.
  2. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
  3. Meminimalisir  sumber-sumber sampah dan kotoran.
  4. Memperbarui/memperbaiki  tempat  kerja yang sudah usang/rusak  (peremajaan).

4. Rawat

Mempertahankan  3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.

5. Rajin

Mendisiplinkan  diri untuk melakukan  4 hal di atas.

  • Budaya 5S

5S adalah istilah Jepang untuk menggambarkan secara sistematik praktek housekeeping yang baik. Berasal dari Jepang dan terbukti efektif dibeberapa negara. Penataan Housekeeping dikenal sebagai awal dan merupakan pendekatan paling efektif dalam membangun suatu bangunan dalam beberapa usaha peningkatan produktivitas dan dapat diterapkan secara kombinasi dengan sistem manajemen lain.

5S adalah singkatan dari 5 kata dalam bahasa jepang yang diawali oleh huruf S; Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Dalam bahasa Indonesia, kita bisa menterjemahkan 5S sebagai 5R; Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin). 5S adalah filosofi dan cara bagi suatu organisasi dalam mengatur dan mengelola ruang kerja dan alur kerja dengan tujuan efesiensi dengan cara mengurangi adanya buangan (waste) baik yang bersifat barang atau peralatan maupun waktu.

Seiri (Ringkas)

Membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan: “Singkirkan Barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja”.

Seiton (Rapi)

Menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga kita selalu menemukan barang yang diperlukan: ”

“Setiap barang yang berada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti”

Seiso (Resik)

Menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih. Pembersihan dengan cara inspeksi: “Bersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja”

Seiketsu (Rawat)

Memelihara barang dengan teratur rapi dan bersih juga dalam aspek personal dan kaitannya dengan polusi: “Semua orang memperoleh informasi yang dibutuhkannya di tempat kerja, tepat waktu”

Shitsuke (Rajin)

Melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan: “Lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan”


Klasifikasi kebakaran dan pencegahannya

 KLASIFIKASI KEBAKARAN

Klasifikasi kebakaran ini sendiiri dibagi menjadi 4 kategori yaitu Kebakaran A, B, C dan D. Hal ini tertuang jelas dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2 ayat 1.

Sementara itu, Menurut NFPA (National Fire Protection Association) kebakaran sendiri dibagi menjadi 5 kategori yang berbeda. Hampir sama dengan 4 kategori sebelumnya, Namun ditambah satu kategori lain yakni kategori K. Beberapa negara tepatnya yang ada di Eropa dan Amerika bahkan ada yang yang membuat hingga 6 kategori yang berbeda.

Semua klasifikasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

1.Kebakaran Kelas A

Seperti yang kita tahu, kebakaran biasa terjadi karena terbakarnya sebuah benda padat seperti misalnya kain atau kayu. Semua kebakaran yang disebabkan oleh terbakarnya benda padat non logam ini akan dimasukkan kedalam kelas A.

Untuk penanganan dan pemadaman kebakaran kelas A yang tepat adalah media basah seperti Air, lumpur, foam atau bisa juga menggunakan media kering seperti pasir dan tepung pemadam.

2. Kebakaran Kelas B

Selain benda padat, benda cair atau gas juga sering menjadi penyebab kebakaran. Seperti contoh beberapa jenis bensin yang memang sering digunakan untuk membakar sesuatu. Selain itu bisa juga karena LPG atau gas alam yang meledak.

Untuk mengatasi kebakaran kelas B yang disebabkan oleh hal-hal tersebut beberapa media yang bisa digunakan untuk pemadaman adalah tepung pemadam, busa atau foam pemadam serta air bertekanan yang berbentuk halus seperti spray.

3. Kebakaran Kelas C

Kebakaran kelas C digunakan untuk jenis kebakaran yang terjadi karena adanya titik api yang berasal dari permasalahan arus listrik. Terjadinya kebakaran ini biasa terjadi karena adanya korsleting atau permasalahan lainnya seperti arus pendek.

Jika hal ini terjadi hindari menggunakan media basah seperti air dalam proses pemadaman karena selain tidak efektif, pemadaman menggunakan air bisa menjadi masalah baru karena air bisa menjadi penghantar listrik. Gunakan pemadam yang berbahan dasar kering seperti tepung pemadam atau karbon dioksida (CO2).

4. Kebakaran Kelas D

Berkebalikan dari kebakaran A yang disebabkan oleh benda padat non logam, kebakaran kelas D adalah kebakaran yang justru disebabkan oleh benda-benda logam seperti misalnya potasium, titanium dan lainnya.

Beberapa logam sangat sensitif terhadap udara atau air, oleh karena itu biasanya yang digunakan dalam pemadaman adalahn pasir yang halus dan kering selain itu bisa juga menggunakan powder khusus.

5. Kebakaran Kelas K

Kebakaran yang dimasukkan dalam kelas K sebenarnya termasuk kasus khusus karena penyebabnya adalah konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran ini juga paling sering terjadi dalam dapur. Proses pemadaman bisa dilakukan sama halnya saat terjadi kebakaran kelas B.

6. Kebakaran Kelas E

Peralatan elektronik memang sering menjadi penyebab kebakaran terutama peralatan yang menggunakan dinamo. Kebakaran yang disebabkan oleh listrik memang butuh penanganan yang berbeda.

Penggunaan dry powder, bisa dibilang salah satu metode yang paling efisien dalam pemadaman. Namun, penggunaan dry powder ini bisa meningkatkan resiko kerusakan pada mesin elektronik karena memiliki sifat yang lengket.


Macam-macam alat pelindung diri (APD) dan Fungsinya

Nama

Gambar

Fungsi

1.       Helmet

Melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara.

2.       Ear muffs

Terbuat dari bahan yang lembut yang dapat menurunkan kebisingan dengan cara menutupi semua bagian telinga dan ditahan/dipegang oleh head band.

3.       Ear plug

Untuk menyumbat atau penutup telinga yang bertujuan melindungi dan mengurangi tingkat kebisingan yang masuk ke telinga, lebih lanjut alat ini juga sebagai penurun intensitas suara hingga mencapai 30db ditambah penggunaanya yang praktis

4.       Glasses/goggles

Melindungi mata dari debu dan percikan bahan kimia cair

5.       Respirator


Digunakan sebagai perlindungan pernafasan bagi pemakainya, misalnya untuk mencegah paparan partikel-partikel biologis udara, termasuk bakteri dan virus (mikroorganisme), partikel yang dihasilkan oleh elektrokauter, operasi laser, dan instrumen medis bertenaga lainnya

6.       Face shield

 

Untuk melindungi area wajah (termasuk mata) dari percikan droplet atau serpihan benda kecil lainnya namun tidak memberikan perlindungan terhadap saluran pernafasan.

7.       Harness


 - melindungi pekerja dari bahaya jatuh

- memberikan persepsi keamanan dan kenyamanan dalam pekerjaan di ketinggian

- melindungi citra perusahaan dari rusak akibat kecelakaan kerja

8.       Safety belt


Menahan tubuh penumpang agar tetap berada di tempat saat terjadi kecelakaan.

9.       Gloves


Melindungi tangan dari api, suhu panas dan dingin, radiasi, arus listrik, benturan dan pukulan, tergores benda tajam/kasar

10.   Safety shoes


- Melindungi dari Benda Tajam dan Berbahaya
Mencegah Kecelakaan Kerja yang Fatal
Membuat Perlindungan dari Benda Panas
Melindungi dari Cairan Kimia Berbahaya
Membuat Pengguna Tidak Terpleset

11.   Safety boot


Untuk menghindari efek maupun terjadinya luka bakar area kaki ketika kaki terkena api ataupun paparan panas

12.   Raincoat


Pakaian pelindung yang secara khusus diperuntukkan dalam kondisi hujan

13.   Lifevest


Dimanfaatkan penumpang untuk mengapung di laut saat terjadi kondisi darurat

14.   Safety vest


Untuk mengurangi dampak dari terjadinya kecelakaan akibat kontak dengan benda lain yang berbahaya

15.  Coverall/Wearpack


Selain melindungi dari sejumlah bahaya, safety coverall juga diperlukan untuk menjaga kebersihan pakaian kerja dari noda atau kotoran. Bagi mekanik dan pekerja industri lain yang setiap harinya bekerja di area minyak dan produk berbasis minyak lainnya, bisa saja terkena cipratan yang dapat meninggalkan noda membandel.

16.   Masker


1. Menghindari paparan polusi udara

2. Mencegah penularan dan penyebaran penyakit

3. Melindungi wajah dari efek negatif sinar matahari dan polusi


Kontruksi dan Fungsi Komponen Mesin Mobil