KLASIFIKASI KEBAKARAN
Klasifikasi kebakaran ini sendiiri dibagi menjadi 4 kategori yaitu Kebakaran A, B, C dan D. Hal ini tertuang jelas dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2 ayat 1.
Sementara itu, Menurut NFPA (National Fire Protection Association) kebakaran sendiri dibagi menjadi 5 kategori yang berbeda. Hampir sama dengan 4 kategori sebelumnya, Namun ditambah satu kategori lain yakni kategori K. Beberapa negara tepatnya yang ada di Eropa dan Amerika bahkan ada yang yang membuat hingga 6 kategori yang berbeda.
Semua klasifikasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
1.Kebakaran Kelas A
Seperti yang kita tahu, kebakaran biasa terjadi karena terbakarnya sebuah benda padat seperti misalnya kain atau kayu. Semua kebakaran yang disebabkan oleh terbakarnya benda padat non logam ini akan dimasukkan kedalam kelas A.
Untuk penanganan dan pemadaman kebakaran kelas A yang tepat adalah media basah seperti Air, lumpur, foam atau bisa juga menggunakan media kering seperti pasir dan tepung pemadam.
2. Kebakaran Kelas B
Selain benda padat, benda cair atau gas juga sering menjadi penyebab kebakaran. Seperti contoh beberapa jenis bensin yang memang sering digunakan untuk membakar sesuatu. Selain itu bisa juga karena LPG atau gas alam yang meledak.
Untuk mengatasi kebakaran kelas B yang disebabkan oleh hal-hal tersebut beberapa media yang bisa digunakan untuk pemadaman adalah tepung pemadam, busa atau foam pemadam serta air bertekanan yang berbentuk halus seperti spray.
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C digunakan untuk jenis kebakaran yang terjadi karena adanya titik api yang berasal dari permasalahan arus listrik. Terjadinya kebakaran ini biasa terjadi karena adanya korsleting atau permasalahan lainnya seperti arus pendek.
Jika hal ini terjadi hindari menggunakan media basah seperti air dalam proses pemadaman karena selain tidak efektif, pemadaman menggunakan air bisa menjadi masalah baru karena air bisa menjadi penghantar listrik. Gunakan pemadam yang berbahan dasar kering seperti tepung pemadam atau karbon dioksida (CO2).
4. Kebakaran Kelas D
Berkebalikan dari kebakaran A yang disebabkan oleh benda padat non logam, kebakaran kelas D adalah kebakaran yang justru disebabkan oleh benda-benda logam seperti misalnya potasium, titanium dan lainnya.
Beberapa logam sangat sensitif terhadap udara atau air, oleh karena itu biasanya yang digunakan dalam pemadaman adalahn pasir yang halus dan kering selain itu bisa juga menggunakan powder khusus.
5. Kebakaran Kelas K
Kebakaran yang dimasukkan dalam kelas K sebenarnya termasuk kasus khusus karena penyebabnya adalah konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran ini juga paling sering terjadi dalam dapur. Proses pemadaman bisa dilakukan sama halnya saat terjadi kebakaran kelas B.
6. Kebakaran Kelas E
Peralatan elektronik memang sering menjadi penyebab kebakaran terutama peralatan yang menggunakan dinamo. Kebakaran yang disebabkan oleh listrik memang butuh penanganan yang berbeda.
Penggunaan dry powder, bisa dibilang salah satu metode yang paling efisien dalam pemadaman. Namun, penggunaan dry powder ini bisa meningkatkan resiko kerusakan pada mesin elektronik karena memiliki sifat yang lengket.
Nama |
Gambar |
Fungsi |
1.
Helmet |
Melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. |
|
2.
Ear muffs |
Terbuat dari bahan yang lembut yang dapat menurunkan kebisingan dengan cara menutupi semua bagian telinga dan ditahan/dipegang oleh head band. |
|
3.
Ear plug |
Untuk menyumbat atau penutup telinga yang bertujuan melindungi dan mengurangi tingkat kebisingan yang masuk ke telinga, lebih lanjut alat ini juga sebagai penurun intensitas suara hingga mencapai 30db ditambah penggunaanya yang praktis |
|
4.
Glasses/goggles |
Melindungi mata dari debu dan percikan bahan kimia cair |
|
5.
Respirator |
|
Digunakan sebagai perlindungan pernafasan bagi pemakainya, misalnya untuk mencegah paparan partikel-partikel biologis udara, termasuk bakteri dan virus (mikroorganisme), partikel yang dihasilkan oleh elektrokauter, operasi laser, dan instrumen medis bertenaga lainnya |
6.
Face shield |
Untuk melindungi area wajah (termasuk mata) dari percikan droplet atau serpihan benda kecil lainnya namun tidak memberikan perlindungan terhadap saluran pernafasan. |
|
7.
Harness |
|
- melindungi citra perusahaan dari rusak akibat kecelakaan kerja |
8.
Safety belt |
|
Menahan tubuh penumpang agar tetap berada di tempat saat terjadi kecelakaan. |
9.
Gloves |
|
Melindungi tangan dari api, suhu panas dan dingin, radiasi, arus listrik, benturan dan pukulan, tergores benda tajam/kasar |
10.
Safety shoes |
|
- Melindungi dari Benda Tajam dan Berbahaya
|
11.
Safety boot |
|
Untuk menghindari efek maupun terjadinya luka bakar area kaki ketika kaki terkena api ataupun paparan panas |
12.
Raincoat |
|
Pakaian pelindung yang secara khusus diperuntukkan dalam kondisi hujan |
13.
Lifevest |
|
Dimanfaatkan penumpang untuk mengapung di laut saat terjadi kondisi darurat |
14.
Safety vest |
|
Untuk mengurangi dampak dari terjadinya kecelakaan akibat kontak dengan benda lain yang berbahaya |
15. Coverall/Wearpack |
|
Selain melindungi dari sejumlah bahaya, safety coverall juga diperlukan untuk menjaga kebersihan pakaian kerja dari noda atau kotoran. Bagi mekanik dan pekerja industri lain yang setiap harinya bekerja di area minyak dan produk berbasis minyak lainnya, bisa saja terkena cipratan yang dapat meninggalkan noda membandel. |
16.
Masker |
|
1. Menghindari paparan polusi udara 2. Mencegah penularan dan penyebaran penyakit 3. Melindungi wajah dari efek negatif sinar matahari dan polusi |
No comments:
Post a Comment