SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN
1. Macam-macam Komponen Sistem Pengaman Rangkaian Kelistrikan
Ada beberapa macam komponen yang termasuk dalam komponen
pengaman, yaitu sekering (fuse), sambungan pengaman (fusible link), dan
pemutus rangkaian (circuit
breaker). Berikut diuraikan tentang komponen-komponen
sistem pengaman tersebut.
Gambar 1. Komponen Pengaman Rangkaian
2. Sekering (fuse)
Sekering adalah komponen
pengaman yang banyak digunakan sebagai
pencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekering mempunyai
bagian yang mudah meleleh akibat
aliran arus yang dilindungi oleh badan sekering yang biasanya terbuat dari tabung kaca atau plastik.
Hampir semua rangkaian
selain rangkaian lampu kepala,
sistem starter, dan sistem pengapian mendapatkan arus melalui kotak sekering. Tegangan baterai diberikan melalui
bagian batang penghantar utama. Salah
satu ujung sekering dihubungkan dengan bagian
tersebut dan satu ujung lainnya dihubungkan dengan rangkaian yang diamankannya.
Gambar 2. Pemasangan sekering pada sumber
Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 sampai 35 amper dan
yang paling banyak digunakan adalah
7,5 sampai 20 amper. Sekering yang dipasangkan pada rangkaian akan putus jika dialiri arus yang melebihi
kapasitasnya. Bagian logam yang meleleh
dan putus pada sekering akan menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir pada
rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat
bekerja. Untuk mengaktifkan rangkaian tersebut, sekering yang putus
harus diganti dengan yang baru.
Ukuran elemen logam yang dapat meleleh menentukan kapasitas sekering.
Gambar 3. Rangkaian tidak bekerja jika sekering putus
Sekering dipasang pada kontak sekering dan biasanya
digabungkan dengan komponen-komponen
pengaman lainnya dan relai-relai. Pemasangkan kotak sekering ini biasanya di bawah dashboard, di ruang dekat mesin, di sebelah kiri panel kaki penumpang atau sebelah
kanan panel kaki pengemudi. Kotak sekering selalu dilengkapi dengan
tutup kotak sekering
sebagai pelindung sekering
dan komponen
Gambar 4. Letak kotak sekering pada kendaraan
Gambar 5. Kotak sekering dan tutup
Sekering yang dipakai
pada kendaraan dapat dikelompokan menjadi
dua macam, yaitu sekering tipe
tabung kaca (cartridge) dan
sekering tipe bilah (blade). Sekering tipe tabung kaca berbentuk
silinder yang pada bagian ujungnya terdapat penutup
yang terbuat dari logam yang di dalamnya juga terhubung dengan elemen logam pengaman. Sekering
jenis bilah bentuknya
pipih dengan dua kaki yang dapat
Gambar 6. Sekering tipe bilah dan tipe tabung kaca
Sekering model bilah adalah model sekering yang sekarang banyak digunakan. Sekering
model bilah bentuknya
kecil tipis dan rumah sekering
yang transparan. Kapasitas
arus pada sekering model bilah ini ditunjukkan oleh angka yang terdapat pada punggung sekering. Selain
dengan nilai yang tertera pada punggung sekering, kapasitas
sekering ini juga ditunjukkan dengan warna rumah sekering tersebut. Berikut adalah warna badan
sekering yang menujukkan nilai kapasitas dari
sekering yang berukuran
standar dan mini.
Tabel 1. Warna Badan Sekering
dan Kapasitas Sekering
untuk Ukuran Standar
dan Mini
No |
Kapasitas Sekering (A) |
Warna |
1 |
3 |
Violet (ungu) |
2 |
5 |
Coklat kemerahan |
3 |
7,5 |
Coklat |
4 |
10 |
Merah |
5 |
15 |
Biru |
6 |
20 |
Kuning |
7 |
25 |
Tak berwarna |
8 |
30 |
Hijau |
Warna badan sekering bilah
untuk ukuran besar dan kapasitasnya diuraikan pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2. Warna
Badan Sekering dan Kapasitas Sekering
untuk Ukuran Besar
No |
Kapasitas Sekering (A) |
Warna |
1 |
20 |
Kuning |
2 |
30 |
Hijau |
3 |
40 |
Kuning muda
(gading) |
4 |
50 |
Merah |
5 |
60 |
Biru |
6 |
70 |
Coklat |
7 |
80 |
Tak berwarna |
Kendaraan keluaran lama umumnya tidak menggunakan sekering
model bilah, tetapi menggunakan model tabung kaca atau keramik.
Sekering model keramik
banyak digunakan pada kendaraan eropa keluaran lama. Kapasitas sekering
ini ditunjukkan dengan angka
yang tertera pada badan sekering. Kerja sekering tipe ini sama dengan tipe bilah. Jika arus yang mengalir melebihi
kemampuan sekering tersebut, maka elemen sekeringnya akan
meleleh sehingga terjadi rangkaian terbuka dan sistem
kelistrikan tersebut tidak bekerja.
3. Elemen Pengaman (Fuse Element) dan Sambungan Pengaman
(Fusible Link)
Fungsi sambungan pengaman pada prinsipnya sama dengan sekering. Sambungan pengaman akan rusak jika dilewati oleh arus yang lebih besar dari kemampuannya. Sambungan pengaman (fusible link) dan elemen pengaman (fusible element) digunakan untuk melindungi rangkaian listrik berarus besar dan biasanya dipakai pada rangkaian yang membutuhkan arus sampai 30 amper atau lebih. Seperti halnya pada sekering, jika sambungan pengaman dan elemen pengaman rusak akibat arus yang berlebihan, maka komponen tersebut harus diganti.
Gambar 9. Elemen pengaman dan sambungan pengaman
Kapasitas elemen pengaman ditunjukkan dengan angka yang
tertera pada bagian atas elemen
pengaman tersebut. Selain itu kapasitas elemen pengaman ini juga ditunjukkan dengan warna rumahnya.
Warna dan kapasitas yang ditunjukkan pada elemen pengaman ini dijelaskan pada tabel berikut.
No |
Kapasitas Elemen Pengaman (A) |
Warna |
1 |
30 |
Merah jambu |
2 |
40 |
Hijau |
3 |
50 |
Merah |
4 |
60 |
Kuning |
5 |
80 |
Hitam |
6 |
100 |
Biru |
Elemen pengaman biasanya
dipasang berdekatan dengan baterai atau tergabung dengan sekering dan relai pada kotak sekering (fuse box).
Gambar 11. Lokasi pemasangan elemen pengaman
Sambungan pengaman (fusible link) bentuknya seperti kabel yang ukurannya pendek yang mempunyai kabel berdiameter lebih kecil dibanding kebel pada rangkaian agar dapat meleleh atau putus pada saat terjadi aliran arus yang berlebihan. Pembungkus (isolator) sambungan pengaman yang tidak mudah terbakar sehingga jika saat terjadi aliran arus yang berlebihan tetap aman karena tidak menyebabkan sambungan tersebut terbakar. Kapasitas sambungan pengaman biasanya ditunjukkan dengan label yang terpasang pada satu ujung sambungan pengaman.
4. Pemutus Rangkaian (Circuit Breaker)
Konstruksi dasar dari pemutus rangkaian terdiri dari plat bimetal yang dihubungkan dengan dua terminal dan ke kontak yang ada pada kedua sisinya. Komponen ini dipasang secara seri dengan rangkaian yang diamankannya. Apabila arus yang mengalir melaluinya mendekati nilai kapasitasnya, maka bimetal akan melengkung karena panas yang ditimbulkan oleh aliran arus tersebut. Hal ini akan menyebabkan kontak bimetal terpengaruh sehingga kontak menjadi terbuka sehingga arus tidak lagi mengalir ke rangkaian sistem kelistrikan. Bila hal ini terjadi, maka pemutus rangkaian ini harus direset (diset ulang) secara manual dengan menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan bimetal sehingga kembali ke posisi melengkung dan kontaknya berhubungan kembali. Pemutus rangkaian tipe ini disebut dengan pemutus arus tidak bersiklus.
Gambar 14. Kerja pemutus rangkaian
Pemutus rangkaian tipe ini dapat memutus arus dan secara
otomatis mereset kembali tanpa harus
dilakukan pengesetan secara manual. Pemutus rangkaian tipe ini disebut
dengan pemutus rangkaian
bersiklus (cycling circuit
breaker). Tipe ini biasanya
dipakai untuk mengamankan rangkaian berarus besar seperti power door lockt, power window,
AC, dan lain-lain. Konstruksi pemutus rangkaian tipe
ini seperti ditunjukkan pada gambar di atas terdiri
dari bimetal yang terbuat dari logam berkespansi (muai) rendah dan logam berekspansi tinggi, terminal, dan rumah. Bimetal
akan membengkok ke atas apabila
dialiri arus yang berlebihan (yang menyebabkan temperatur bimetal naik) sehingga
kontak terlepas. Kontak akan terhubung
kembali jika bimetal suhunya kembali
dingin.
Secara rinci, kerja dari pemutus rangkaian ini adalah
sebagai berikut. Jika arus yang
mengalir ke rangkaian terlalu besar melebihi kemampuan pemutus rangkaian, maka bimetal akan melengkung ke atas karena temperaturnya naik. Bengkoknya bimetal ke atas karena logam bagian
bawah bimetal mempunyai nilai muai (ekspansi)
yang lebih besar dibanding dengan logam atasnya.
Hal ini menyebabkan logam
bawah memuai lebih cepat dibanding logam atas sehingga bimetal bergerak
ke atas. Karena bimetal
bengkok ke atas, maka kontak akan terlepas
dan aliran arus ke rangkaian terhenti sehingga tidak
terjadi kerusakan pada rangkaian. Karena arus tidak mengalir
lagi, maka suhu bimetal kembali turun dan bimetal kembali ke posisi semula sehingga kontak terhubung kembali dan arus
dapat mengalir kembali. Pengesetan secara otomatis
pada komponen ini menyebabkan siklus
membuka dan menutup
kontak terjadi secara
terus menerus sampai
arus kembali ke tingkat
yang normal.
6. Pemutus Rangkaian
Otomatis PTC (Positif Temperature Coeficient)
Komponen ini merupakan resistor yang peka terhadap suhu.
Jika suhu yang mengenai komponen ini
naik, maka tahanannya akan makin
besar sehingga arus yang mengalir
turun. Jadi pengamanan rangkaian dilakukan dengan menurunkan arus yang mengalir ke rangkaian pada saat terjadi
aliran arus yang berlebihan dan menyebabkan temperatur naik. Komponen ini terbuat dari polimer konduktif
yang biasa disebut dengan
termistor. Komponen pengaman tipe ini tidak mempunyai bagian yang bergerak seperti
pada pemutus rangkaian
tipe mekanik. PTC umumnya digunakan untuk melindungi sistem power window,
dan rangkaian power lock (central lock).
Pada keadaan normal, bahan polimer di dalam PTC berada
dalam bentuk kristal padat, dengan
banyak partikel-partikel karbon yang berkumpul menjadi satu. Partikel-partikel karbon ini memberikan
jalan bagi arus listrik sehingga dapat mengalir. Pada kondisi ini tahanan PTC rendah sehingga arus besar dapat
mengalir. Apabila arus yang terlalu
besar mengalir, maka arus tersebut akan menyebabkan naiknya suhu sehingga polimer di dalam PTC
berekspansi dan rantai karbon tertarik sehingga saling berjauhan. Dalam
kondisi ini, tahanan
PTC meningkat sehingga
arus yang dapat mengalir kecil. Jika arus mengalir
melebihi batas kerjanya, komponen ini akan berada
dalam kondisi terbuka (memutus rangkaian) selama tegangan masih berada pada rangkaian
tersebut.
Gambar 16. Pemutus rangkaian PTC
7. Memperbaiki Sistem Pengaman Rangkaian
Sistem Kelistrikan
Komponen pengaman digunakan untuk mengamankan rangkaian
kelistrikan agar tidak
terjadi kerusakan rangkaian pada saat terjadi
aliran arus yang berlebihan
Gambar 17. Menarik komponen pengaman
Sekering yang sudah dilepas, kemudian
diperiksa kondisinya. Jika bagian tengah pengaman tampak sudah putus, maka
sekering sudah rusak dan harus diganti. Jika
elemen pengamannya tidak tampak putus tetapi rangkaian tidak bekerja, pastikan bahwa sekering tersebut benar-benar baik
atau rusak dengan melakukan pengukuran menggunakan ohmmeter.
Gambar 18. Kondisi
sekering dan pengukuran sekering
Sambungan pengaman (fusible
link) sebagai pengaman
juga akan mengalami kerusakan saat terjadi aliran arus yang berlebihan. Pengecekan kerusakan pada sambungan pengaman juga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengecekan secara visual dan
pengecekan dengan pengukuran
Gambar 19. Pemeriksaan visual dan pengukuran fusible link
Apabila secara visual tampak bahwa bagian elemen pengaman
putus, maka sambungan pengaman
harus diganti. Lakukan
juga pengukuran sambungan
pengaman dengan menggunakan ohmmeter. Jika tidak terdapat hubungan
antar terminalnya, maka
sambungan pengaman rusak dan harus diganti. Hal yang sama dilakukan juga pada pemutus rangkaian (circuit
breaker). Jika pemutus rangkaian menerima arus yang berlebihan, maka
kontaknya akan terbuka. Untuk tipe mekanik tidak otomatis,
maka perlu dilakukan
pengesetan ulang secara manual dengan menggunakan kawat kecil yang kaku untuk menekan plat bimetal agar kuncup lagi dan kontaknya
terhubung. Lakukan juga pengukuran antar terminal dengan menggunakan
ohmmeter. Jika tidak terdapat hubungan, pemutus rangkaian harus diganti.
Gambar 20. Pengukuran dan pengesetan ulang pemutus rangkaian
No comments:
Post a Comment